Tampilkan postingan dengan label Kisah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Desember 2016

Kisah NYATA Mengharukan Seorang Laki-laki yang Menggendong Ibunya

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp4Xw7NYIy_MhwroScQPQCujno5d1QgWz_pXqE1t6gtJPBmbkKiRyRO_UVUdgH8DnWK4oXDYPBt4OwW7jxbU0NMFhM9fi1A94IqEqT6AIauRsdXtYvvN33S4-WO-l9ETGgfa_ACliFhyphenhyphenr3/s1600/14168351534064189741-490x419.jpg


KISAH nyata ini datang pada zaman kekhalifahan Umar RA. Kisah ini bercerita bahwa ada seorang laki-laki yang sangat sayang dan berbakti kepada ibunya, sesuai dengan firman Allah dan sabda Nabi tentang perintah untuk berbakti pada orang tua. Hal ini terlihat ketika orang-orang tengah melakukan thawaf di Baitul Haram.

Saat itu, Umar RA ditemani oleh Ali bin Abi Thalib RA bersama sahabat-sahabat yang lain sedang berada di Baitul Haram. Mereka menyaksikan dengan saksama seorang laki-laki yang menggendong ibunya di punggungnya. Wanita itu sudah tua, buta, dan tidak mampu bergerak. Dia menggendong ibunya itu tanpa merasa lelah sambil mengelilingi Ka’bah untuk melakukan thawaf dan mengucapkan kalimat talbiah.

Laki-laki itu mengatakan, “Aku tidak peduli jika dia menjadikan aku sebagai binatang tunggangannya. Karena yang sedang aku lakukan adalah sebuah upaya untuk membalas sebagian utangku padanya sepanjang hidupku.”

Setelah berkata seperti itu, ia mengucapkan kalimat talbiah, “Labaikallaahumma labbaik” yang artinya “Wahai Tuhanku, aku penuhi panggilan-Mu kepadaku”.

Setelah melihat kejadian itu, lantas Umar RA berkata, “Marilah kita ikut melakukan thawaf. Sekarang ini adalah waktu turunnya rahmat dan ampunan dari Allah. Mudah-mudahan dengan keberkahan bakti laki-laki ini kepada ibunya yang telah tua ini, kita juga mendapat curahan rahmat dan ampunan dari Allah SWT.”



Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp4Xw7NYIy_MhwroScQPQCujno5d1QgWz_pXqE1t6gtJPBmbkKiRyRO_UVUdgH8DnWK4oXDYPBt4OwW7jxbU0NMFhM9fi1A94IqEqT6AIauRsdXtYvvN33S4-WO-l9ETGgfa_ACliFhyphenhyphenr3/s1600/14168351534064189741-490x419.jpg


KISAH nyata ini datang pada zaman kekhalifahan Umar RA. Kisah ini bercerita bahwa ada seorang laki-laki yang sangat sayang dan berbakti kepada ibunya, sesuai dengan firman Allah dan sabda Nabi tentang perintah untuk berbakti pada orang tua. Hal ini terlihat ketika orang-orang tengah melakukan thawaf di Baitul Haram.

Saat itu, Umar RA ditemani oleh Ali bin Abi Thalib RA bersama sahabat-sahabat yang lain sedang berada di Baitul Haram. Mereka menyaksikan dengan saksama seorang laki-laki yang menggendong ibunya di punggungnya. Wanita itu sudah tua, buta, dan tidak mampu bergerak. Dia menggendong ibunya itu tanpa merasa lelah sambil mengelilingi Ka’bah untuk melakukan thawaf dan mengucapkan kalimat talbiah.

Laki-laki itu mengatakan, “Aku tidak peduli jika dia menjadikan aku sebagai binatang tunggangannya. Karena yang sedang aku lakukan adalah sebuah upaya untuk membalas sebagian utangku padanya sepanjang hidupku.”

Setelah berkata seperti itu, ia mengucapkan kalimat talbiah, “Labaikallaahumma labbaik” yang artinya “Wahai Tuhanku, aku penuhi panggilan-Mu kepadaku”.

Setelah melihat kejadian itu, lantas Umar RA berkata, “Marilah kita ikut melakukan thawaf. Sekarang ini adalah waktu turunnya rahmat dan ampunan dari Allah. Mudah-mudahan dengan keberkahan bakti laki-laki ini kepada ibunya yang telah tua ini, kita juga mendapat curahan rahmat dan ampunan dari Allah SWT.”



Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

[Video] Tanpa Sadar, Si Mbok Menjadi Sebab Masuk Islamnya Seorang Cina


Ilustrasi Si Mbok (tarbawia)

Sebuah kisah nyata yang membuat banyak aktivis Muslim, alumni Pondok Pesantren, dan Cendekiawan Muslim berdecak kagum sekaligus merasa malu. Meski tanpa ilmu agama yang mumpuni, Si Mbok dalam kisah ini berhasil menjadi jalan keislaman bagi seorang berketurunan Cina.

Sebuah renungan yang menyadarkan, seberapa berkualitaskah kemusliman kita?

Banyak orang yang terluka dengan perkataan dan perbuatan kita, tanpa kita sadari. Sebaliknya, berapa banyak orang yang terkadang merasa simpati dengan perbuatan kita.

Ada orang, namanya Si Mbok, bukan tamatan Pondok tapi bisa mengislamkan orang tanpa sadar.

Ketika saya bertemu dengan muallaf Cina. Saya bertanya, "Bagaimana perjalanan antum masuk Islam?"

"Begini, Ustadz. Setiap Subuh saya bangun. Setiap kali membuka pintu, saya melihat Si Mbok yang kerja di rumah saya sedang mengambil (air) wudhu. Setiap hari. Setengah lima sudah bangun. Dia melakukan hal itu setiap hari.

Kemudian saya berpikir, 'Saya tidak pernah mendapati sebuah ajaran yang membuat orang bangun di dini hari, kemudian bersentuhan dengan air, kemudian dia melakukan gerakan-gerakan semacam itu (shalat).'

Setelah Shalat, Si Mbok meladeni saya, melayani saya. Tidak ngantuk. Tidak tidur lagi setelah Shalat Subuh."

Lama-lama, Si Majikan tertarik dan bertanya, "Ngapain sih Mbok?"

"Shalat." jawab Si Mbok.

"Emang harus setiap hari?" tanya Majikan lagi.

"Iya, harus setiap hari." ujar Si Mbok.

"Emang kamu gak capek?" kejar Si Majikan.

"Ya capek. Tapi gimana? Itu perintah. Kepada Bapak (Majikan) saja patuh, masa' sama Rabb Yang Menciptakan malah saya gak patuh?"

Jawaban itu yang mengislamkan beliau (Majikan).

Padahal kita, yang lulusan Pesantrean saja belum tentu pernah mengislamkan orang. Sedangkan Si Mbok mengislamkan orang dengan perbuatannya yang nyata. [Tarbawia/Om Pir]



Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !


Ilustrasi Si Mbok (tarbawia)

Sebuah kisah nyata yang membuat banyak aktivis Muslim, alumni Pondok Pesantren, dan Cendekiawan Muslim berdecak kagum sekaligus merasa malu. Meski tanpa ilmu agama yang mumpuni, Si Mbok dalam kisah ini berhasil menjadi jalan keislaman bagi seorang berketurunan Cina.

Sebuah renungan yang menyadarkan, seberapa berkualitaskah kemusliman kita?

Banyak orang yang terluka dengan perkataan dan perbuatan kita, tanpa kita sadari. Sebaliknya, berapa banyak orang yang terkadang merasa simpati dengan perbuatan kita.

Ada orang, namanya Si Mbok, bukan tamatan Pondok tapi bisa mengislamkan orang tanpa sadar.

Ketika saya bertemu dengan muallaf Cina. Saya bertanya, "Bagaimana perjalanan antum masuk Islam?"

"Begini, Ustadz. Setiap Subuh saya bangun. Setiap kali membuka pintu, saya melihat Si Mbok yang kerja di rumah saya sedang mengambil (air) wudhu. Setiap hari. Setengah lima sudah bangun. Dia melakukan hal itu setiap hari.

Kemudian saya berpikir, 'Saya tidak pernah mendapati sebuah ajaran yang membuat orang bangun di dini hari, kemudian bersentuhan dengan air, kemudian dia melakukan gerakan-gerakan semacam itu (shalat).'

Setelah Shalat, Si Mbok meladeni saya, melayani saya. Tidak ngantuk. Tidak tidur lagi setelah Shalat Subuh."

Lama-lama, Si Majikan tertarik dan bertanya, "Ngapain sih Mbok?"

"Shalat." jawab Si Mbok.

"Emang harus setiap hari?" tanya Majikan lagi.

"Iya, harus setiap hari." ujar Si Mbok.

"Emang kamu gak capek?" kejar Si Majikan.

"Ya capek. Tapi gimana? Itu perintah. Kepada Bapak (Majikan) saja patuh, masa' sama Rabb Yang Menciptakan malah saya gak patuh?"

Jawaban itu yang mengislamkan beliau (Majikan).

Padahal kita, yang lulusan Pesantrean saja belum tentu pernah mengislamkan orang. Sedangkan Si Mbok mengislamkan orang dengan perbuatannya yang nyata. [Tarbawia/Om Pir]



Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Rabu, 21 Desember 2016

KISAH NYATA : Subhanallah ! 2 Jenazah Sahabat Rasul Masih Utuh Setelah Ratusan Tahun Dikebumikan

Pada tahun 1932 (atau tahun 1351H), raja Iraq yang bernama Shah Faisal I bermimpi dimana dalam mimpinya ia ditegur oleh Hudhaifah al-Yamani (salah seorang #sahabat #Nabi) yang berkata:


“Wahai raja! Ambillah jenazahku dan jenazah Jabir al-Ansari (juga salah seorang sahabat nabi) dari tepian sungai Tigris dan kemudian kuburkan kembali di tempat yang aman karena kuburanku sekarang dipenuhi oleh air; kuburan Jabir juga sedang dipenuhi oleh #air.”

Mimpi yang sama terjadi berulang-ulang pada malam-malam berikutnya akan tetapi raja Faisal I tidak peduli dengan mimpi itu karena ia merasa ada hal-hal lain yang jauh lebih penting dalam kehidupannya yang berupa urusan-urusan kenegaraan. Pada malam ketiga Hudhaifa al-Yamani hadir dalam mimpi Mufti Besar Iraq. Hudhaifa al-Yamani berkata dalam mimpi sang Mufti itu:

“Aku telah memberitahu raja dua malam sebelumnya untuk memindahkan jenazahku akan tetapi tampaknya ia tidak peduli. Beritahukanlah kepada raja agar ia mau sedikit berempati untuk memindahkan kuburan-kuburan kami.”

Subhanallah, 2 jenazah Sahabat Nabi Masih Utuh Setelah Ratusan Tahun Dikebumikan
Subhanallah, 2 jenazah Sahabat Nabi Masih Utuh Setelah Ratusan Tahun Dikebumikan


Lalu setelah mendiskusikan masalah ini, raja Faisal, disertai oleh Perdana Menteri dan Mufti Besar bermaksud untuk melaksanakan tugas ini. Diputuskan bahwa Mufti Besar akan memberikan fatwa mengenai hal ini dan Perdana Menteri akan memberikan pernyataan kepada pers supaya semua orang tahu tentang rencana besar ini. Kemudian diumumkan kepada umum bahwa rencana ini akan dilangsungkan pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah shalat Dzhuhur dan Ashar. Kuburan kedua sahabat Nabi itu akan dibuka dan jenazahnya (atau mungkin kerangkanya) akan dipindahkan ke tempat lain.


Karena pada waktu itu sedang musim haji, maka para jamaah haji juga ikut berkumpul di kota Mekah. Mereka meminta Raja Faisal I untuk menunda rencana itu selama beberapa hari agar mereka juga bisa melihat dengan mata kepala sendiri proses ekskavasi dari kedua tubuh sahabat nabi itu. Mereka ingin agar proses ekskavasi itu ditunda hingga mereka selesai beribadah haji. Akhirnya Raja Faisal setuju untuk menangguhkannya dan mengundurkannya hingga tanggal 20 Dzulhijjah.


Setelah shalat Dzuhur dan Ashar, pada tanggal 20 Dzulhijjah tahun 1351 (Hijriah) atau tahun 1932 Masehi, orang-orang berdatangan ke kota Baghdad. Yang datang bukan saja kaum Muslimin melainkan juga kaum Non-Muslim. Mereka berkumpul di kota Baghdad hingga penuh sesak. Ketika kuburan Hudzaifa al-Yamani dibuka segera mereka melihat bahwa kuburan itu dipenuhi air di dalamnya. Tubuh Hudzaifa al-Yamani diangkat dengan menggunakan katrol dengan sangat hati-hati agar tidak rusak dan kemudian jenazah yang tampak masih sangat segar itu dibaringkan di sebuah tandu. Kemudian Raja Faisal beserta Mufti Besar, Perdana Menteri dan Pangeran Faruq dari Mesir mendapatkan kehormatan untuk mengangkat tandu itu bersama-sama dan kemudian meletakkan jenazah segar itu ke sebuah peti mati dati kaca yang dibuat khusus untuk menyimpan jenazah-jenazah itu. Tubuh Jabir bin Abdullah Al-Ansari juga dipindahkan ke peti mati dari kaca yang sama dengan cara yang sama hati-hatinya dan dengan segenap penghormatan.


Pemandangan yang sangat menakjubkan itu sekarang sedang dilihat oleh banyak orang laki-laki dan perempuan, muda dan tua, miskin dan kaya, Muslim dan Non-Muslim. Kedua jenazah suci dari sahabat sejati Nabi yang kurang dikenal kaum Muslimin ini kelihatan masih segar dan tak tersentuh bakteri pengurai sedikitpun. Keduanya dengan mata terbuka menatap kedepan menatap kenabian yang mana keduanya membuat para penonton terperangah dan tak bisa menutup mulutnya.

Kebisuan mengharu biru …

Mereka seolah tak percaya atas apa yang mereka saksikan pada hari itu.

Selain tubuh keduanya yang tampak segar bugar, juga peti mati mereka yang juga tampak masih utuh dan baru; juga pakaian yang mereka kenakan pada saat dikubur semuanya utuh dan kalau dilihat sekilas seolah-olah kedua sahabat nabi dan pahlawan Islam ini masih hidup dan hanya terbaring saja.

Kedua jasad suci ini akhirnya dibawa dan dikebumikan kembali di kuburan yang baru tidak jauh dari kuburan sahabat sejati nabi lainnya yaitu Salman Al-Farisi yang terletak di SALMAN PARK kurang lebih 30 mil jauhnya dari kota Baghdad. Kejadian ajaib ini sangat mengundang kekaguman para ilmuwan, kaum filsafat, dan para dokter. Mereka yang biasanya sangat sering berkicau memberikan analisa sesuai dengan bidangnya masing-masing, kali ini tertunduk bisu terkesima dengan kejadian yang teramat langka.

Salah satu dari mereka ialah seorang ahli fisiologis dari Jerman yang kelihatan sekali sangat tertarik dengan fenomena ini. Ia sangat ingin melihat kondisi tubuh jenazah kedua sahabat nabi itu yang pernah dikuburkan selama kurang lebih 1300 tahun lamanya. Oleh karena itu, ia serta merta langsung mendatangi Mufti Besar Iraq. Sesampainya ia di tempat dimana peristiwa akbar itu terjadi, ia langsung memegang kedua tangan sang Mufti dengan eratnya sambil berkata:

“BUKTI APALAGI YANG BISA LEBIH MENGUATKAN BAHWA ISLAM ITU BENAR. AKU SEKARANG AKAN MASUK ISLAM DAN TOLONG AJARI AKU TENTANG ISLAM”





Di hadapan orang banyak beribu-ribu jumlahnya yang menyaksikan dirinya, dokter dari Jerman itu menyatakan keIslamannya. Demi melihat itu banyak orang lainnya yang beragama Kristen atau Yahudi turut juga menyatakan diri sebagai Muslim pada saat itu karena mereka telah melihat bukti yang sangat nyata dipampangkan di depan mereka. Ini bukan yang pertama dan terakhir. Masih banyak lagi kaum Nasrani dan Yahudi serta dari agama lain yang berbondong-bondong masuk Islam karena telah

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Pada tahun 1932 (atau tahun 1351H), raja Iraq yang bernama Shah Faisal I bermimpi dimana dalam mimpinya ia ditegur oleh Hudhaifah al-Yamani (salah seorang #sahabat #Nabi) yang berkata:


“Wahai raja! Ambillah jenazahku dan jenazah Jabir al-Ansari (juga salah seorang sahabat nabi) dari tepian sungai Tigris dan kemudian kuburkan kembali di tempat yang aman karena kuburanku sekarang dipenuhi oleh air; kuburan Jabir juga sedang dipenuhi oleh #air.”

Mimpi yang sama terjadi berulang-ulang pada malam-malam berikutnya akan tetapi raja Faisal I tidak peduli dengan mimpi itu karena ia merasa ada hal-hal lain yang jauh lebih penting dalam kehidupannya yang berupa urusan-urusan kenegaraan. Pada malam ketiga Hudhaifa al-Yamani hadir dalam mimpi Mufti Besar Iraq. Hudhaifa al-Yamani berkata dalam mimpi sang Mufti itu:

“Aku telah memberitahu raja dua malam sebelumnya untuk memindahkan jenazahku akan tetapi tampaknya ia tidak peduli. Beritahukanlah kepada raja agar ia mau sedikit berempati untuk memindahkan kuburan-kuburan kami.”

Subhanallah, 2 jenazah Sahabat Nabi Masih Utuh Setelah Ratusan Tahun Dikebumikan
Subhanallah, 2 jenazah Sahabat Nabi Masih Utuh Setelah Ratusan Tahun Dikebumikan


Lalu setelah mendiskusikan masalah ini, raja Faisal, disertai oleh Perdana Menteri dan Mufti Besar bermaksud untuk melaksanakan tugas ini. Diputuskan bahwa Mufti Besar akan memberikan fatwa mengenai hal ini dan Perdana Menteri akan memberikan pernyataan kepada pers supaya semua orang tahu tentang rencana besar ini. Kemudian diumumkan kepada umum bahwa rencana ini akan dilangsungkan pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah shalat Dzhuhur dan Ashar. Kuburan kedua sahabat Nabi itu akan dibuka dan jenazahnya (atau mungkin kerangkanya) akan dipindahkan ke tempat lain.


Karena pada waktu itu sedang musim haji, maka para jamaah haji juga ikut berkumpul di kota Mekah. Mereka meminta Raja Faisal I untuk menunda rencana itu selama beberapa hari agar mereka juga bisa melihat dengan mata kepala sendiri proses ekskavasi dari kedua tubuh sahabat nabi itu. Mereka ingin agar proses ekskavasi itu ditunda hingga mereka selesai beribadah haji. Akhirnya Raja Faisal setuju untuk menangguhkannya dan mengundurkannya hingga tanggal 20 Dzulhijjah.


Setelah shalat Dzuhur dan Ashar, pada tanggal 20 Dzulhijjah tahun 1351 (Hijriah) atau tahun 1932 Masehi, orang-orang berdatangan ke kota Baghdad. Yang datang bukan saja kaum Muslimin melainkan juga kaum Non-Muslim. Mereka berkumpul di kota Baghdad hingga penuh sesak. Ketika kuburan Hudzaifa al-Yamani dibuka segera mereka melihat bahwa kuburan itu dipenuhi air di dalamnya. Tubuh Hudzaifa al-Yamani diangkat dengan menggunakan katrol dengan sangat hati-hati agar tidak rusak dan kemudian jenazah yang tampak masih sangat segar itu dibaringkan di sebuah tandu. Kemudian Raja Faisal beserta Mufti Besar, Perdana Menteri dan Pangeran Faruq dari Mesir mendapatkan kehormatan untuk mengangkat tandu itu bersama-sama dan kemudian meletakkan jenazah segar itu ke sebuah peti mati dati kaca yang dibuat khusus untuk menyimpan jenazah-jenazah itu. Tubuh Jabir bin Abdullah Al-Ansari juga dipindahkan ke peti mati dari kaca yang sama dengan cara yang sama hati-hatinya dan dengan segenap penghormatan.


Pemandangan yang sangat menakjubkan itu sekarang sedang dilihat oleh banyak orang laki-laki dan perempuan, muda dan tua, miskin dan kaya, Muslim dan Non-Muslim. Kedua jenazah suci dari sahabat sejati Nabi yang kurang dikenal kaum Muslimin ini kelihatan masih segar dan tak tersentuh bakteri pengurai sedikitpun. Keduanya dengan mata terbuka menatap kedepan menatap kenabian yang mana keduanya membuat para penonton terperangah dan tak bisa menutup mulutnya.

Kebisuan mengharu biru …

Mereka seolah tak percaya atas apa yang mereka saksikan pada hari itu.

Selain tubuh keduanya yang tampak segar bugar, juga peti mati mereka yang juga tampak masih utuh dan baru; juga pakaian yang mereka kenakan pada saat dikubur semuanya utuh dan kalau dilihat sekilas seolah-olah kedua sahabat nabi dan pahlawan Islam ini masih hidup dan hanya terbaring saja.

Kedua jasad suci ini akhirnya dibawa dan dikebumikan kembali di kuburan yang baru tidak jauh dari kuburan sahabat sejati nabi lainnya yaitu Salman Al-Farisi yang terletak di SALMAN PARK kurang lebih 30 mil jauhnya dari kota Baghdad. Kejadian ajaib ini sangat mengundang kekaguman para ilmuwan, kaum filsafat, dan para dokter. Mereka yang biasanya sangat sering berkicau memberikan analisa sesuai dengan bidangnya masing-masing, kali ini tertunduk bisu terkesima dengan kejadian yang teramat langka.

Salah satu dari mereka ialah seorang ahli fisiologis dari Jerman yang kelihatan sekali sangat tertarik dengan fenomena ini. Ia sangat ingin melihat kondisi tubuh jenazah kedua sahabat nabi itu yang pernah dikuburkan selama kurang lebih 1300 tahun lamanya. Oleh karena itu, ia serta merta langsung mendatangi Mufti Besar Iraq. Sesampainya ia di tempat dimana peristiwa akbar itu terjadi, ia langsung memegang kedua tangan sang Mufti dengan eratnya sambil berkata:

“BUKTI APALAGI YANG BISA LEBIH MENGUATKAN BAHWA ISLAM ITU BENAR. AKU SEKARANG AKAN MASUK ISLAM DAN TOLONG AJARI AKU TENTANG ISLAM”





Di hadapan orang banyak beribu-ribu jumlahnya yang menyaksikan dirinya, dokter dari Jerman itu menyatakan keIslamannya. Demi melihat itu banyak orang lainnya yang beragama Kristen atau Yahudi turut juga menyatakan diri sebagai Muslim pada saat itu karena mereka telah melihat bukti yang sangat nyata dipampangkan di depan mereka. Ini bukan yang pertama dan terakhir. Masih banyak lagi kaum Nasrani dan Yahudi serta dari agama lain yang berbondong-bondong masuk Islam karena telah

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

ALLAHU AKBAR ! Pria CHINA ini menjadi MUALAF setelah melihat kejadian di ALEPPO SURIAH


Cinta untuk Aleppo membawa hidayah 
Seorang pria dari China, bersepeda motor menuju Suriah menyampaikan solidaritas untuk Aleppo.
Saat sampai di Turki dia bersyahadat dan mendapatkan nama hijrah Abdullah. 

Allahu Akbar !





Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !


Cinta untuk Aleppo membawa hidayah 
Seorang pria dari China, bersepeda motor menuju Suriah menyampaikan solidaritas untuk Aleppo.
Saat sampai di Turki dia bersyahadat dan mendapatkan nama hijrah Abdullah. 

Allahu Akbar !





Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Selasa, 20 Desember 2016

Kisah Cinta Dibalik Lahirnya Salahuddin Alayyubi, Sang Pembebas Baitul Maqdis


Najmuddin Ayyub, penguasa Tikrit saat itu belum menikah dalam waktu yang lama. Saudaranya yang bernama Asaduddin Syerkuh bertanya:

“Saudaraku, mengapa kamu belum menikah?”

Najmuddin menjawab, “Aku belum mendapatkan yang cocok.”

“Maukah aku lamarkan seseorang untukmu?”

“Siapa?”

“Puteri Malik Syah, anak Sultan Muhammad bin Malik Syah, Raja bani Saljuk atau putri Nidzamul Malik, dulu menteri dari para menteri agung zaman Abbasiyah.”

Najmuddin berkata, “Mereka tidak cocok untukku.”

Heranlah Asaduddin Syerkuh. Ia berkata, “Lantas, siapa yang cocok bagimu?”

Najmuddin menjawab, “Aku menginginkan istri yang salihah yang bisa menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan anak yang dia tarbiyah dengan baik hingga jadi pemuda dan ksatria serta mampu mengembalikan Baitul Maqdis ke tangan kaum muslimin.”

Waktu itu, Baitul Maqdis dijajah oleh pasukan salib dan Najmuddin masa itu tinggal di Tikrit, Irak, yang berjarak jauh dari lokasi tersebut. Namun, hati dan pikirannya senantiasa terpaut dengan Baitul Maqdis.

Impiannya adalah menikahi istri yang salihah dan melahirkan ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis ke pangkuan kaum muslimin.

Asaduddin tidak terlalu heran dengan ungkapan saudaranya, ia berkata, “Di mana kamu bisa mendapatkan yang seperti ini?”

Najmuddin menjawab, “Barang siapa ikhlas niat karena Allah, akan Allah karuniakan pertolongan.”

Maka, pada suatu hari, Najmuddin duduk bersama seorang Syaikh di masjid Tikrit dan berbincang-bincang. Datanglah seorang gadis memanggil Syaikh dari balik tirai dan Syaikh tersebut minta izin Najmuddin untuk bicara dengan si gadis.

Najmuddin mendengar Syaikh berkata pada si gadis, “Kenapa kau tolak utusan yang datang ke rumahmu untuk meminangmu?”

Gadis itu menjawab, “Wahai, Syaikh. Ia adalah sebaik-baik pemuda yang punya ketampanan dan kedudukan, tetapi ia tidak cocok untukku.”

Syaikh berkata, “Siapa yang kau inginkan?”

Gadis itu menjawab, “Aku ingin seorang pemuda yang menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan darinya anak yang menjadi ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin. Dia cocok untukku!”

Najmuddin bagai disambar petir saat mendengar kata-kata wanita dari balik tirai itu.

Allahu Akbar! Itu kata-kata yang sama yang diucapkan Najmuddin kepada saudaranya. Sama persis dengan kata-kata yang diucapkan gadis itu kepada Syaikh.

Bagaimana mungkin ini terjadi kalau tak ada campur tangan Allah yang Maha Kuasa? Najmuddin menolak putri Sultan dan Menteri yang punya kecantikan dan kedudukan. Begitu juga gadis itu menolak pemuda yang punya kedudukan dan ketampanan.

Apa maksud ini semua? Keduanya menginginkan tangan yang bisa menggandeng ke surga dan melahirkan darinya ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.

Seketika itu Najmuddin berdiri dan memanggil sang Syaikh, “Aku ingin menikah dengan gadis ini.”

Syaikh mulanya kebingungan. Namun, akhirnya beliau menjawab dengan heran, “Mengapa? Dia gadis kampung yang miskin.”

Najmuddin berkata, “Ini yang aku inginkan. Aku ingin istri salihah yang menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan anak yang dia didik jadi ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.”

Maka, menikahlah Najmuddin Ayyub dengan gadis itu.

Tak lama kemudian, lahirlah putra Najmuddin yang menjadi ksatria yang mengembalikan Baitul Maqdis ke haribaan kaum muslimin. Anak itu lahir di benteng Tikrit, Irak tahun 532 H/1137 M. Namanya adalah Yusuf bin Najmuddin al-Ayyubi atau lebih dikenal dengan nama SHALAHUDDIN AL AYYUBI (صلاح الدین ایوبی).

Dikutip dari Talkhis Kitabush Shiyam min Syarhil Mumti’ karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin 

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !


Najmuddin Ayyub, penguasa Tikrit saat itu belum menikah dalam waktu yang lama. Saudaranya yang bernama Asaduddin Syerkuh bertanya:

“Saudaraku, mengapa kamu belum menikah?”

Najmuddin menjawab, “Aku belum mendapatkan yang cocok.”

“Maukah aku lamarkan seseorang untukmu?”

“Siapa?”

“Puteri Malik Syah, anak Sultan Muhammad bin Malik Syah, Raja bani Saljuk atau putri Nidzamul Malik, dulu menteri dari para menteri agung zaman Abbasiyah.”

Najmuddin berkata, “Mereka tidak cocok untukku.”

Heranlah Asaduddin Syerkuh. Ia berkata, “Lantas, siapa yang cocok bagimu?”

Najmuddin menjawab, “Aku menginginkan istri yang salihah yang bisa menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan anak yang dia tarbiyah dengan baik hingga jadi pemuda dan ksatria serta mampu mengembalikan Baitul Maqdis ke tangan kaum muslimin.”

Waktu itu, Baitul Maqdis dijajah oleh pasukan salib dan Najmuddin masa itu tinggal di Tikrit, Irak, yang berjarak jauh dari lokasi tersebut. Namun, hati dan pikirannya senantiasa terpaut dengan Baitul Maqdis.

Impiannya adalah menikahi istri yang salihah dan melahirkan ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis ke pangkuan kaum muslimin.

Asaduddin tidak terlalu heran dengan ungkapan saudaranya, ia berkata, “Di mana kamu bisa mendapatkan yang seperti ini?”

Najmuddin menjawab, “Barang siapa ikhlas niat karena Allah, akan Allah karuniakan pertolongan.”

Maka, pada suatu hari, Najmuddin duduk bersama seorang Syaikh di masjid Tikrit dan berbincang-bincang. Datanglah seorang gadis memanggil Syaikh dari balik tirai dan Syaikh tersebut minta izin Najmuddin untuk bicara dengan si gadis.

Najmuddin mendengar Syaikh berkata pada si gadis, “Kenapa kau tolak utusan yang datang ke rumahmu untuk meminangmu?”

Gadis itu menjawab, “Wahai, Syaikh. Ia adalah sebaik-baik pemuda yang punya ketampanan dan kedudukan, tetapi ia tidak cocok untukku.”

Syaikh berkata, “Siapa yang kau inginkan?”

Gadis itu menjawab, “Aku ingin seorang pemuda yang menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan darinya anak yang menjadi ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin. Dia cocok untukku!”

Najmuddin bagai disambar petir saat mendengar kata-kata wanita dari balik tirai itu.

Allahu Akbar! Itu kata-kata yang sama yang diucapkan Najmuddin kepada saudaranya. Sama persis dengan kata-kata yang diucapkan gadis itu kepada Syaikh.

Bagaimana mungkin ini terjadi kalau tak ada campur tangan Allah yang Maha Kuasa? Najmuddin menolak putri Sultan dan Menteri yang punya kecantikan dan kedudukan. Begitu juga gadis itu menolak pemuda yang punya kedudukan dan ketampanan.

Apa maksud ini semua? Keduanya menginginkan tangan yang bisa menggandeng ke surga dan melahirkan darinya ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.

Seketika itu Najmuddin berdiri dan memanggil sang Syaikh, “Aku ingin menikah dengan gadis ini.”

Syaikh mulanya kebingungan. Namun, akhirnya beliau menjawab dengan heran, “Mengapa? Dia gadis kampung yang miskin.”

Najmuddin berkata, “Ini yang aku inginkan. Aku ingin istri salihah yang menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan anak yang dia didik jadi ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.”

Maka, menikahlah Najmuddin Ayyub dengan gadis itu.

Tak lama kemudian, lahirlah putra Najmuddin yang menjadi ksatria yang mengembalikan Baitul Maqdis ke haribaan kaum muslimin. Anak itu lahir di benteng Tikrit, Irak tahun 532 H/1137 M. Namanya adalah Yusuf bin Najmuddin al-Ayyubi atau lebih dikenal dengan nama SHALAHUDDIN AL AYYUBI (صلاح الدین ایوبی).

Dikutip dari Talkhis Kitabush Shiyam min Syarhil Mumti’ karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin 

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Malaikat Malik, Heran dengan Para Penghuni Neraka Ini



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2e2d3NAAVYOOJK2lVYmhcfKG-uv_H_yINSqv068N0-LI83hmSlca0-yPdnTDv6BAyHKg-k_CkYofMYCGWsdQukwJfka5mb6j8-vLWzThgGvVwfKBhg0KeNPLx7fyZY8ORKDPq0nXqPw0/s320/neraka.jpg

ORANG yang berdosa tentu akan masuk neraka. Ya hal itu sudah pasti kita ketahui. Dan di dunia ini ada dua jenis manusia yang berdosa. Yakni, manusia yang memang benar-benar berdosa, seperti kaum kafir. Ada pula yang berdosa, tetapi sebenarnya ia beriman, yakni mengakui bahwa Allah itu Tuhannya. Lantas, seperti apa orang-orang berdosa ini digiring ke neraka?

Manusia yang menjadi musuh Allah digiring ke neraka. Wajah mereka hitam pekat, matanya melotot, mulutnya dikunci. Tatkala mereka sampai di pintu neraka, mereka disambut oleh Zabaniyah dengan membawa belenggu dan rantai. Rantai itu diletakkan di mulut orang kafir lalu dikeluarkan dari duburnya. Tangan kirinna dibelenggu ke lehernya, sedangkan tangan kanannya dimasukkan ke dalam dadanya, lalu dicabut dari antara kedua bahunya. Mereka diikat dengan rantai yang digandengkan dengan setan dalam satu rantai. Selanjutnya mereka diseret dengan wajahnya. Mereka terus dipukuli oleh malaikat dengan gada besi (sejenis palu).

Ketika orang kafir hendak keluar dari neraka, maka para malaikat mengembalikan mereka ke neraka. Lalu, dikatakan kepada mereka, “Rasakanlah siksaan neraka ini yang dulu pernah kamu dustakan.”



Fatimah RA bertanya, “Ya Rasulullah, apakah engkau tidak bertanya tentang umatmu?” Beliau menjawab, “Para malaikat itu menggiring umatku ke neraka dengan wajahnya tetap putih (tidak hitam), maka mereka tidak melotot, mulut mereka tidak terkunci, mereka juga tidak digandengkan dengan setan, rantai dan belenggunya tidak diletakkan di atas mereka.”

Fatimah lantas bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana para malaikat itu menuntun umat?” Beliau menjawab, “Adapun orangtua dan anak muda, maka keduanya dipegang dengan jenggotnya. Sedangkan perempuan akan dipegang gulungan rambutnya dan ubun-ubunnya, maka banyak orang yang beruban dari umatku yang dicabut ubannya lalu dituntun ke neraka. Ia terus menjerit-jerit, ‘Aduh… masa mudaku, aduh… kelemahanku.’ Banyak dari kalangan umatku yang ditarik jenggotnya kemudian dituntun ke neraka, mereka menjerit-jerit, ‘Aduh… rasa maluku, aduh… kerusakan tutupku.’ Sehingga, umatku itu sampai di tempat malaikat Malik.”

Ketika malaikat Malik melihat mereka, ia bertanya kepada malaikat yang membawa umatku, “Siapa mereka, aku belum pernah melihat orang celaka yang sangat mengherankan ini, wajah mereka tidak hitam, sedangkan letak rantai dan belenggu di lehernya?” Malaikat yang membawa menjawab, “Kami diperintahkan mendatangkan mereka dalam keadaan seperti ini.” Malaikat Malik lalu bertanya kepada mereka, “Wahai orang yang celaka, siapa kalian?” Mereka menjawab, “Kami adalah umat Muhammad ï·º.”



Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2e2d3NAAVYOOJK2lVYmhcfKG-uv_H_yINSqv068N0-LI83hmSlca0-yPdnTDv6BAyHKg-k_CkYofMYCGWsdQukwJfka5mb6j8-vLWzThgGvVwfKBhg0KeNPLx7fyZY8ORKDPq0nXqPw0/s320/neraka.jpg

ORANG yang berdosa tentu akan masuk neraka. Ya hal itu sudah pasti kita ketahui. Dan di dunia ini ada dua jenis manusia yang berdosa. Yakni, manusia yang memang benar-benar berdosa, seperti kaum kafir. Ada pula yang berdosa, tetapi sebenarnya ia beriman, yakni mengakui bahwa Allah itu Tuhannya. Lantas, seperti apa orang-orang berdosa ini digiring ke neraka?

Manusia yang menjadi musuh Allah digiring ke neraka. Wajah mereka hitam pekat, matanya melotot, mulutnya dikunci. Tatkala mereka sampai di pintu neraka, mereka disambut oleh Zabaniyah dengan membawa belenggu dan rantai. Rantai itu diletakkan di mulut orang kafir lalu dikeluarkan dari duburnya. Tangan kirinna dibelenggu ke lehernya, sedangkan tangan kanannya dimasukkan ke dalam dadanya, lalu dicabut dari antara kedua bahunya. Mereka diikat dengan rantai yang digandengkan dengan setan dalam satu rantai. Selanjutnya mereka diseret dengan wajahnya. Mereka terus dipukuli oleh malaikat dengan gada besi (sejenis palu).

Ketika orang kafir hendak keluar dari neraka, maka para malaikat mengembalikan mereka ke neraka. Lalu, dikatakan kepada mereka, “Rasakanlah siksaan neraka ini yang dulu pernah kamu dustakan.”



Fatimah RA bertanya, “Ya Rasulullah, apakah engkau tidak bertanya tentang umatmu?” Beliau menjawab, “Para malaikat itu menggiring umatku ke neraka dengan wajahnya tetap putih (tidak hitam), maka mereka tidak melotot, mulut mereka tidak terkunci, mereka juga tidak digandengkan dengan setan, rantai dan belenggunya tidak diletakkan di atas mereka.”

Fatimah lantas bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana para malaikat itu menuntun umat?” Beliau menjawab, “Adapun orangtua dan anak muda, maka keduanya dipegang dengan jenggotnya. Sedangkan perempuan akan dipegang gulungan rambutnya dan ubun-ubunnya, maka banyak orang yang beruban dari umatku yang dicabut ubannya lalu dituntun ke neraka. Ia terus menjerit-jerit, ‘Aduh… masa mudaku, aduh… kelemahanku.’ Banyak dari kalangan umatku yang ditarik jenggotnya kemudian dituntun ke neraka, mereka menjerit-jerit, ‘Aduh… rasa maluku, aduh… kerusakan tutupku.’ Sehingga, umatku itu sampai di tempat malaikat Malik.”

Ketika malaikat Malik melihat mereka, ia bertanya kepada malaikat yang membawa umatku, “Siapa mereka, aku belum pernah melihat orang celaka yang sangat mengherankan ini, wajah mereka tidak hitam, sedangkan letak rantai dan belenggu di lehernya?” Malaikat yang membawa menjawab, “Kami diperintahkan mendatangkan mereka dalam keadaan seperti ini.” Malaikat Malik lalu bertanya kepada mereka, “Wahai orang yang celaka, siapa kalian?” Mereka menjawab, “Kami adalah umat Muhammad ï·º.”



Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

SUDAHKAH Anda Bertobat dari Nyinyirin Fatwa MUI? Ini Cerita Tobatnya Tere Liye




Ternyata penulis dan novelis terkenal Tere Liye dulu sering Nyinyirin Fatwa MUI. Kini dia sudah bertobat.

Berikut penuturan penulis novel best seller 'Hafalan Shalat Delisa' tentang masa lalu nyinyirin fatwa MUI yang diposting di laman fanpagenya (20/12/2016);

Dulu, waktu saya masih muda (sekarang sih masih muda juga), saya suka nyinyir dengan Majelis Ulama Indonesia. Usia saya waktu itu berbilang mahasiswa, baru lulus. Sy nyinyir sekali setiap MUI merilis fatwa. Hingga pada suatu hari, saking nyinyirnya, ada teman yang menegur (karena dia mungkin sudah tidak tahan lihat sy nyinyir di mana2), “Bro, jangan2, kitalah yang ilmunya dangkal. Bukan MUI-nya yang lebay. Tapi kitalah yg tidak pernah belajar agama sendiri.”

Muka saya langsung merah padam, tidak terima. Ini teman ngajak bertengkar. Enak saja dia bilang ilmu sy dangkal. Tapi sebelum sy ngamuk, teman sy lebih dulu bilang dengan lembut, “Jangan marah, bro. Mending pegang kertas dan pulpen gw, nih. Mari kita daftar hal2 berikut ini. Kalau sudah didaftar, nanti boleh marah2.” Baik. Karena dia ini teman baik saya, maka saya nurut, ambil pulpen dan kertasnya.

“Pertama, kapan terakhir kali kita baca Al Qur’an lengkap dengan terjemahan dan tafsirnya?” Saya bengong. “Tulis saja, bro. Kapan?” Saya menelan ludah. Berusaha mengingat2.

“Kedua, kapan terakhir kali kita baca kitab hadist, sahih bukhari, sahih muslim, dibaca satu persatu, dipelajari secara seksama?” Saya benar2 terdiam.

“Ketiga, kapan terakhir kita duduk di kajian ilmu yg diisi guru2 agama? Ayo, bro ditulis saja, kapan terakhir kali?”

Saya benar2 kena skak-mat. Termangu menatap kertas di atas meja.

“Ayo bro, ditulis. Kapan?

Apakah kita tiap hari, tiap minggu telah melakukannya?

Apakah baru tadi pagi kita baca tafsir Al Qur’an? Baru tadi malam, baca kitab2 karangan Imam Ghazali, dsbgnya?

Saya benar2 jadi malu.

“Nah, itulah kenapa jangan2 kita suka nyinyir dengan fatwa MUI, suka nyinyir dengan ulama. Karena kita merasa sudah paling berpengetahuan, paling paham tentang agama, tapi kenyataannya, kita cuma modal pandai bicara saja, pandai bersilat lidah. Belum lagi kalau ditanya: apakah kita sudah rajin shalat 5 waktu, apakah kita sudah rajin puasa senin-kamis, shalat tahajud, jangan2 kita malah tidak pernah. Bro, kita nyinyir dengan MUI, karena kita tidak suka saja, sentimen dgn mereka, dangkal pengetahuannya. Saat kita belajar betulan ilmu agama, barulah kita nyadar, kita sebenarnya justeru sentimen dengan Al Qur’an, dengan Nabi, dengan agama sendiri. Karena yg disampaikan oleh MUI itu, semua ada di kitab suci dan hadist.”

Demikianlah kisah masa lalu itu. Tidak perlu serius bacanya, anggap saja fiksi masa lalu Tere Liye.

(Tere Liye)


Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !




Ternyata penulis dan novelis terkenal Tere Liye dulu sering Nyinyirin Fatwa MUI. Kini dia sudah bertobat.

Berikut penuturan penulis novel best seller 'Hafalan Shalat Delisa' tentang masa lalu nyinyirin fatwa MUI yang diposting di laman fanpagenya (20/12/2016);

Dulu, waktu saya masih muda (sekarang sih masih muda juga), saya suka nyinyir dengan Majelis Ulama Indonesia. Usia saya waktu itu berbilang mahasiswa, baru lulus. Sy nyinyir sekali setiap MUI merilis fatwa. Hingga pada suatu hari, saking nyinyirnya, ada teman yang menegur (karena dia mungkin sudah tidak tahan lihat sy nyinyir di mana2), “Bro, jangan2, kitalah yang ilmunya dangkal. Bukan MUI-nya yang lebay. Tapi kitalah yg tidak pernah belajar agama sendiri.”

Muka saya langsung merah padam, tidak terima. Ini teman ngajak bertengkar. Enak saja dia bilang ilmu sy dangkal. Tapi sebelum sy ngamuk, teman sy lebih dulu bilang dengan lembut, “Jangan marah, bro. Mending pegang kertas dan pulpen gw, nih. Mari kita daftar hal2 berikut ini. Kalau sudah didaftar, nanti boleh marah2.” Baik. Karena dia ini teman baik saya, maka saya nurut, ambil pulpen dan kertasnya.

“Pertama, kapan terakhir kali kita baca Al Qur’an lengkap dengan terjemahan dan tafsirnya?” Saya bengong. “Tulis saja, bro. Kapan?” Saya menelan ludah. Berusaha mengingat2.

“Kedua, kapan terakhir kali kita baca kitab hadist, sahih bukhari, sahih muslim, dibaca satu persatu, dipelajari secara seksama?” Saya benar2 terdiam.

“Ketiga, kapan terakhir kita duduk di kajian ilmu yg diisi guru2 agama? Ayo, bro ditulis saja, kapan terakhir kali?”

Saya benar2 kena skak-mat. Termangu menatap kertas di atas meja.

“Ayo bro, ditulis. Kapan?

Apakah kita tiap hari, tiap minggu telah melakukannya?

Apakah baru tadi pagi kita baca tafsir Al Qur’an? Baru tadi malam, baca kitab2 karangan Imam Ghazali, dsbgnya?

Saya benar2 jadi malu.

“Nah, itulah kenapa jangan2 kita suka nyinyir dengan fatwa MUI, suka nyinyir dengan ulama. Karena kita merasa sudah paling berpengetahuan, paling paham tentang agama, tapi kenyataannya, kita cuma modal pandai bicara saja, pandai bersilat lidah. Belum lagi kalau ditanya: apakah kita sudah rajin shalat 5 waktu, apakah kita sudah rajin puasa senin-kamis, shalat tahajud, jangan2 kita malah tidak pernah. Bro, kita nyinyir dengan MUI, karena kita tidak suka saja, sentimen dgn mereka, dangkal pengetahuannya. Saat kita belajar betulan ilmu agama, barulah kita nyadar, kita sebenarnya justeru sentimen dengan Al Qur’an, dengan Nabi, dengan agama sendiri. Karena yg disampaikan oleh MUI itu, semua ada di kitab suci dan hadist.”

Demikianlah kisah masa lalu itu. Tidak perlu serius bacanya, anggap saja fiksi masa lalu Tere Liye.

(Tere Liye)


Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

SUBHANALLAH ! Rahasia di Balik Moncernya Striker Liverpool Ini Adalah Sholat 5 Waktu!


Sejak dibeli dari Southampton, pemain sepakbola Sadio Mane langsung mendapat amanah menjadi bomber utama The Reds.

Pemain berkewarganegaraan Senegal itu sukses memciptakan bentuk trio lini depan mematikan bersama Philippe Coutinho dan Roberto Firmino.  Pria berusia 24 tahun itu total telah membukukan 7 gol dari 17 penampilan buat The Reds.

Mane seperti dilansir laman Liverpool FC juga merupakan pemegang rekor hat-trick tercepat di Premier League. Mane mencetak tiga dalam waktu 176 detik saat melawan Aston Villa pada musim 2014-15, memecahkan rekor Robbie Fowler yakni 4 menit 33 detik.






Lalu, apa rahasia di balik moncernya performa Mane? Mane ternyata sosok yang taat. Sebagai seorang yang menganut agama Islam, Mane tak pernah meminum alkohol dan tak pernah meninggalkan sholat lima waktu.

"Saya tak akan menyentuh alkohol. Bagi saya, agama sangat penting. Saya menghormati peraturan Islam dan selalu sholat lima waktu," kata Mane.


Mayoritas orang Senegal, kata Mane, memeluk agama Islam. Kehidupan beragama di Senegal pun berlangsung dengan damai.

"Teman saya, Luke adalah seorang Nasrani dan kami selalu saling mengunjungi rumah masing-masing," ucapnya Mane. 

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !


Sejak dibeli dari Southampton, pemain sepakbola Sadio Mane langsung mendapat amanah menjadi bomber utama The Reds.

Pemain berkewarganegaraan Senegal itu sukses memciptakan bentuk trio lini depan mematikan bersama Philippe Coutinho dan Roberto Firmino.  Pria berusia 24 tahun itu total telah membukukan 7 gol dari 17 penampilan buat The Reds.

Mane seperti dilansir laman Liverpool FC juga merupakan pemegang rekor hat-trick tercepat di Premier League. Mane mencetak tiga dalam waktu 176 detik saat melawan Aston Villa pada musim 2014-15, memecahkan rekor Robbie Fowler yakni 4 menit 33 detik.






Lalu, apa rahasia di balik moncernya performa Mane? Mane ternyata sosok yang taat. Sebagai seorang yang menganut agama Islam, Mane tak pernah meminum alkohol dan tak pernah meninggalkan sholat lima waktu.

"Saya tak akan menyentuh alkohol. Bagi saya, agama sangat penting. Saya menghormati peraturan Islam dan selalu sholat lima waktu," kata Mane.


Mayoritas orang Senegal, kata Mane, memeluk agama Islam. Kehidupan beragama di Senegal pun berlangsung dengan damai.

"Teman saya, Luke adalah seorang Nasrani dan kami selalu saling mengunjungi rumah masing-masing," ucapnya Mane. 

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Ada Poster “Umat Islam Dukung Ahok”, Ibu Ini Heroik Terobos Massa Pendukung Ahok

Ratusan massa dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI menggelar demonstrasi di depan gedung eks Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Demo digelar terkait sidang lanjutan kasus penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ini sempat sempat diwarnai kericuhan. Peristiwa itu berawal dari seorang ibu bernama Diah berusaha menerobos barisan massa pendukung Ahok yang juga melakukan demonstrasi.




Kepada wartawan, salah satu peserta demo anti Ahok, Kasman mengatakan alasan perempuan itu masuk ke barisan pendukung karena melihat ada poster yang dibentangkan bertuliskan umat Islam mendukung Ahok.

Tanpa basa-basi petugas polisi dan peserta aksi di barisan massa anti Ahok menghampiri Diah. Perempuan yang mengenakan jilbab warna biru itu juga sempat terlihat berdebat dengan anggota polisi.

“Minta tolong petugas untuk mencabut dan ambil poster itu. Karena tidak ada umat Islam dukung Ahok,” kata Kasman menirukan perkataan Diah, di PN Jakut, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Selasa (20/12).

Lantas kericuhan pun tak berlangsung lama karena dilerai petugas polisi yang berjaga di antara kedua kelompok pengunjuk rasa. Beberapa orang dari massa anti Ahok meminta polisi untuk mengamankan poster tersebut.

“Alhamdulillah, nanti mau disweeping,” kata Kasman.

Meski sudah diminta untuk kembali masuk ke barisan massa anti Ahok, Diah masih ngotot agar petugas mencari dan menyita poster tersebut. “Saya warga muslimah Jakarta. Berarti dia Islam yang berbeda. Bener nggak KTP mereka Islam,” ketus Diah.

Dalam sidang yang digelar PN Jakarta Utara dengan agenda mendengar jawaban jaksa penuntut umum atas eksepsi atau nota keberatan Ahok. Ada dua kelompok massa yang melakukan demonstrasi di bekas gedung PN Jakpus. Kepolisian pun membuat barikade untuk menyekat dua massa pendukung dan anti Ahok.

Fadlan Syiam Butho

(Arbie Marwan)
Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Ratusan massa dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI menggelar demonstrasi di depan gedung eks Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Demo digelar terkait sidang lanjutan kasus penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ini sempat sempat diwarnai kericuhan. Peristiwa itu berawal dari seorang ibu bernama Diah berusaha menerobos barisan massa pendukung Ahok yang juga melakukan demonstrasi.




Kepada wartawan, salah satu peserta demo anti Ahok, Kasman mengatakan alasan perempuan itu masuk ke barisan pendukung karena melihat ada poster yang dibentangkan bertuliskan umat Islam mendukung Ahok.

Tanpa basa-basi petugas polisi dan peserta aksi di barisan massa anti Ahok menghampiri Diah. Perempuan yang mengenakan jilbab warna biru itu juga sempat terlihat berdebat dengan anggota polisi.

“Minta tolong petugas untuk mencabut dan ambil poster itu. Karena tidak ada umat Islam dukung Ahok,” kata Kasman menirukan perkataan Diah, di PN Jakut, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Selasa (20/12).

Lantas kericuhan pun tak berlangsung lama karena dilerai petugas polisi yang berjaga di antara kedua kelompok pengunjuk rasa. Beberapa orang dari massa anti Ahok meminta polisi untuk mengamankan poster tersebut.

“Alhamdulillah, nanti mau disweeping,” kata Kasman.

Meski sudah diminta untuk kembali masuk ke barisan massa anti Ahok, Diah masih ngotot agar petugas mencari dan menyita poster tersebut. “Saya warga muslimah Jakarta. Berarti dia Islam yang berbeda. Bener nggak KTP mereka Islam,” ketus Diah.

Dalam sidang yang digelar PN Jakarta Utara dengan agenda mendengar jawaban jaksa penuntut umum atas eksepsi atau nota keberatan Ahok. Ada dua kelompok massa yang melakukan demonstrasi di bekas gedung PN Jakpus. Kepolisian pun membuat barikade untuk menyekat dua massa pendukung dan anti Ahok.

Fadlan Syiam Butho

(Arbie Marwan)
Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !