Kamis, 22 Desember 2016

Bolehkah Menunda Shalat Karena Sibuknya Pekerjaan?




Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin

Soal:

Apa hukum menunda shalat karena pekerjaan?

Jawab:

Jika penundaan shalat tersebut masih dalam rentang awal hingga akhir waktu, dan shalat masih dikerjakan pada waktunya, maka tidak mengapa. Karena menyegerakan shalat di awal waktu adalah perkara afdhaliyah (hal yang utama), tidak sampai wajib. Ini jika tidak ada shalat jama’ah di masjid. Jika ada shalat jama’ah di masjid, maka wajib menghadiri shalat jama’ah. Kecuali bila ia memiliki udzur syar’i untuk tidak menghadiri shalat jama’ah.

Jika penundaan shalat tersebut sampai keluar dari waktunya, maka ini tidak diperbolehkan. Kecuali jika seseorang itu lupa atau tenggelam dalam kesibukannya sehingga terlewat dari shalat, dalam hal ini Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

من نام عن صلاة أو نسيها فليصلها إذا ذكرها

“barangsiapa yang tertidur hingga ia melewatkan shalat, atau terlupa, maka hendaknya ia shalat ketika ia ingat”

Maka untuk kasus demikian, ketika ia ingat, segeralah ia kerjakan shalat, dan ini tidak mengapa.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEVisBTS-ui61k-Y2ao0yrh4_XxIXxHa04Ln9yy2VBSMZQQlH9VFYXj8CnXkb8UBtvk9ogKiRxVq8701ufBXLDEDPJkyGJeuUA7Y4CjJwaHy10QF2WuTRZxbHh5rSJABF5mWxitCxfXa0/s640/shalat1.jpg

Namun jika kasusnya, ia sebenarnya ingat waktu shalat, namun karena alasan sibuk dengan pekerjaan lalu ia tunda shalatnya (hingga keluar dari waktunya) maka ini haram dan tidak boleh. Andaikan ia tetap mengerjakan shalat setelah habis waktunya, shalatnya tetap tidak diterima. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهو رد

“barangsiapa mengamalkan amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka ia tertolak”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan bahwa orang yang sengaja menunda shalat sehingga keluar dari waktunya tanpa udzur syar’i maka ia tidak bisa mengganti shalat tersebut. Karena sudah keluar dari waktu yang diperintahkan oleh syariat untuk mengerjakannya tanpa udzur, sehingga ia menjadi amalan yang tidak diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Wallahul muwaffiq.

***



Sumber: http://islamancient.com/newsite/play.php?catsmktba=10316

Penerjemah: Yulian Purnama



Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !




Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin

Soal:

Apa hukum menunda shalat karena pekerjaan?

Jawab:

Jika penundaan shalat tersebut masih dalam rentang awal hingga akhir waktu, dan shalat masih dikerjakan pada waktunya, maka tidak mengapa. Karena menyegerakan shalat di awal waktu adalah perkara afdhaliyah (hal yang utama), tidak sampai wajib. Ini jika tidak ada shalat jama’ah di masjid. Jika ada shalat jama’ah di masjid, maka wajib menghadiri shalat jama’ah. Kecuali bila ia memiliki udzur syar’i untuk tidak menghadiri shalat jama’ah.

Jika penundaan shalat tersebut sampai keluar dari waktunya, maka ini tidak diperbolehkan. Kecuali jika seseorang itu lupa atau tenggelam dalam kesibukannya sehingga terlewat dari shalat, dalam hal ini Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

من نام عن صلاة أو نسيها فليصلها إذا ذكرها

“barangsiapa yang tertidur hingga ia melewatkan shalat, atau terlupa, maka hendaknya ia shalat ketika ia ingat”

Maka untuk kasus demikian, ketika ia ingat, segeralah ia kerjakan shalat, dan ini tidak mengapa.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEVisBTS-ui61k-Y2ao0yrh4_XxIXxHa04Ln9yy2VBSMZQQlH9VFYXj8CnXkb8UBtvk9ogKiRxVq8701ufBXLDEDPJkyGJeuUA7Y4CjJwaHy10QF2WuTRZxbHh5rSJABF5mWxitCxfXa0/s640/shalat1.jpg

Namun jika kasusnya, ia sebenarnya ingat waktu shalat, namun karena alasan sibuk dengan pekerjaan lalu ia tunda shalatnya (hingga keluar dari waktunya) maka ini haram dan tidak boleh. Andaikan ia tetap mengerjakan shalat setelah habis waktunya, shalatnya tetap tidak diterima. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهو رد

“barangsiapa mengamalkan amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka ia tertolak”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan bahwa orang yang sengaja menunda shalat sehingga keluar dari waktunya tanpa udzur syar’i maka ia tidak bisa mengganti shalat tersebut. Karena sudah keluar dari waktu yang diperintahkan oleh syariat untuk mengerjakannya tanpa udzur, sehingga ia menjadi amalan yang tidak diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Wallahul muwaffiq.

***



Sumber: http://islamancient.com/newsite/play.php?catsmktba=10316

Penerjemah: Yulian Purnama



Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

"Zaman Pak Harto MUI Keluarkan Fatwa Haram Hadiri Ritual Natal bagi Umat Islam, Pak Harto Menghormatinya"


post-feature-image

Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Tengku Zulkarnain menegaskan bahwa fatwa MUI berdasarkan hukum syariat Al Quran, Sunnah dan Qoul Ulama. Sehingga tidak ada yang berhak melakukan intervensi terhadap MUI.

“Zaman Pak Harto Keluar Fatwa MUI tentang haramnya hadir ritual Natal bagi umat Islam. Pak Harto Menghormatinya. Tidak minta fatwa MUI untuk disesuikan,” ujar Ustad Tengku melalui akun twitter pribadinya @UstadTengku, rabu(21/12/2016).
Terkait desakan pencabutan Fatwa MUI Nomor 56 Tahun 2016, Ustad Tengku menegaskan bahwa fatwa MUI tidak bakal dicabut, sampai kiamat. Belum pernah ada kejadian pencabutan Fatwa yang sudah dikeluarkan.

"Belum ada satupun Fatwa MUI dicabut, bahkan Fatwa haramnya hadir ritual natal bagi umat Islam, tidak ada dan tidak bakal dicabut sampai kiamat" papar Ustadz Tengku. [islamedia]

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !


post-feature-image

Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Tengku Zulkarnain menegaskan bahwa fatwa MUI berdasarkan hukum syariat Al Quran, Sunnah dan Qoul Ulama. Sehingga tidak ada yang berhak melakukan intervensi terhadap MUI.

“Zaman Pak Harto Keluar Fatwa MUI tentang haramnya hadir ritual Natal bagi umat Islam. Pak Harto Menghormatinya. Tidak minta fatwa MUI untuk disesuikan,” ujar Ustad Tengku melalui akun twitter pribadinya @UstadTengku, rabu(21/12/2016).
Terkait desakan pencabutan Fatwa MUI Nomor 56 Tahun 2016, Ustad Tengku menegaskan bahwa fatwa MUI tidak bakal dicabut, sampai kiamat. Belum pernah ada kejadian pencabutan Fatwa yang sudah dikeluarkan.

"Belum ada satupun Fatwa MUI dicabut, bahkan Fatwa haramnya hadir ritual natal bagi umat Islam, tidak ada dan tidak bakal dicabut sampai kiamat" papar Ustadz Tengku. [islamedia]

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Debat Iptu Ali dengan Pimpinan Ormas yang Hendak Masuk Swalayan di Sragen




Ada yang menarik perhatian saat Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso mencegah massa Ormas Front Pembela Islam (FPI) yang hendak masuk ke dalam swalayan terkait pemeriksaan atribut Natal, Rabu (21/12) kemarin. Seorang anak buahnya tidak kalah tegas mendebat Ketua DPC FPI Sragen Mala Kunaifi. Siapa dia?

Peristiwa ini terjadi di depan swalayan Mitra Sragen, Jalan Raya Sukowati No 156c, Sragen, Jawa Tengah, Rabu (21/12) kemarin. Videonya diunggah akun Sukowati Channel di Youtube, Kamis (22/12/2016). 

Di video nampak Ketua DPC FPI Sragen Mala Kunaifi dan sejumlah anggotanya hendak masuk ke dalam swalayan. Mereka berencana melakukan pemeriksaan atribut Natal terkait Fatwa MUI Nomor 56 tahun 2016 yang mengharamkan umat Islam menggunakan atribut keagamaan nonmuslim.

Debat Briptu Ali dengan Pimpinan Ormas yang Hendak Masuk Swalayan di SragenFoto: Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso mencegah FPI Sragen masuk ke swalayan untuk melakukan pemeriksaan terkait atribut Natal (Youtube/Sukowati Channel)

Namun aksi Mala dan para anggotanya dicegah belasan anggota Polres Sragen yang berjaga di depan pintu masuk swalayan. Tidak lama berselang, datang Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso yang langsung menghampiri Mala. Dia secara persuasif meminta agar Mala dan anggotanya segera membubarkan diri dari lokasi.

Debat Briptu Ali dengan Pimpinan Ormas yang Hendak Masuk Swalayan di SragenFoto: Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso mencegah FPI Sragen masuk ke swalayan untuk melakukan pemeriksaan terkait atribut Natal (Youtube/Sukowati Channel)

Mala bergeming. Dia dan anggotanya keukeuh ingin masuk ke dalam swalayan untuk memeriksa ada tidaknya umat Islam memakai atribut Natal. Dia meminta agar polisi tidak melarang, namun ikut mengawal aksi mereka. Nala mengatakan hanya ingin melihat keadaan di dalam.

"Enggak ada saya bilang!" hardik AKBP Cahyo tegas. Dia kemudian terlibat perdebatan dengan Mala yang mempertanyakan alasan polisi melarang mereka masuk ke dalam swalayan.

Debat Briptu Ali dengan Pimpinan Ormas yang Hendak Masuk Swalayan di SragenFoto: Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso mencegah FPI Sragen masuk ke swalayan untuk melakukan pemeriksaan terkait atribut Natal (Youtube/Sukowati Channel)

"Tidak ada ormas yang bisa menggeledah dan merazia," ujar AKBP Cahyo yang nampak mengenakan seragam lengkap dan tongkat komando. "Lho bukan menggeledah, tidak razia ini. Kita Bukan razia, bukan geledah," sahut Mala. 

"Enggak ada saya bilang!" hardik AKBP Cahyo. Dia menegaskan bahwa ormas tidak punya kewenangan melakukan razia. "Lho bukan wewenang seperti itu. Saya hanya ingin saudara saya di dalam tidak memakai atribut itu (Natal)," ujar Mala. 



Karena perdebatan seperti tidak berujung, anak buah AKBP Cahyo bernama Ali ikut angkat suara. Sosok berpangkat iptu itu tidak kalah tegasnya mendebat Mala yang tidak mau meninggalkan lokasi.

Debat Briptu Ali dengan Pimpinan Ormas yang Hendak Masuk Swalayan di SragenFoto: Iptu Ali mendebat Ketua DPC FPI Sragen Mala Kunaifi (Youtube/Sukowati Channel)

Ali mengatakan, Mala dan anggotanya tidak bisa bertindak melakukan pemeriksaan ke setiap toko di swalayan itu. Begini perdebatan mereka:

Ali: Itu nafsi-nafsi. Itu nafsi-nafsi. Antum enggak bisa ngelarang ranahnya pemilik toko. Antum itu gimana sih.
Mala: Sebentar pak...
Ali: Rahmatan lil alaminnya di mana, hah? Rahmatan lil alaminnya di mana! (Suara Ali meninggi-red)
Mala: Sebentar Pak Ali, sebentar (menepuk pundak Ali-red). Saudara, Pak Ali Islam?
Ali: Iya!
Mala: Terus mau dikafirkan?
Ali: Lho enggak ada itu perannya jenengan!
Kapolres Sragen: Itu perannya ulama.
Mala: Lho ini kan saya berperan, mau berperan ini saya menyampaikan ke bapak.
Ali: Enggak bisa!
Mala: Lah bapak sudah kayak gini, gimana kita mau berperan?
Ali: Lakum dinukum waliyadin itu ayat Allah. Kamu jangan macem-macem! 
Mala: Sebentar Pak Ali, yang memakai bukan mereka, yang memakai orang kita.
Ali: Orang kita kerja di sini (swalayan) cari nafkah.

AKBP Cahyo nampak tersenyum melihat aksi anak buahnya itu berdebat dengan Mala. Ali masih saja terus memperingatkan Mala agar tidak memaksakan kehendak dengan cara melakukan pemeriksaan atribut Natal di dalam swalayan.

"Nabi turun ke dunia untuk membuat manusia akhlakul karimah," ujarnya.

AKBP Cahyo sendiri sejak awal nampak tenang menghadapi situasi itu dan konsisten dengan ketegasannya meminta Ormas FPI membubarkan diri. Mala dan massa di belakangnya kemudian diantar pergi meninggalkan swalayan itu.

Pihak Polres Sragen maupun FPI Sragen belum berkomentar lebih lanjut mengenai peristiwa tersebut.

(hri/fjp)

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !




Ada yang menarik perhatian saat Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso mencegah massa Ormas Front Pembela Islam (FPI) yang hendak masuk ke dalam swalayan terkait pemeriksaan atribut Natal, Rabu (21/12) kemarin. Seorang anak buahnya tidak kalah tegas mendebat Ketua DPC FPI Sragen Mala Kunaifi. Siapa dia?

Peristiwa ini terjadi di depan swalayan Mitra Sragen, Jalan Raya Sukowati No 156c, Sragen, Jawa Tengah, Rabu (21/12) kemarin. Videonya diunggah akun Sukowati Channel di Youtube, Kamis (22/12/2016). 

Di video nampak Ketua DPC FPI Sragen Mala Kunaifi dan sejumlah anggotanya hendak masuk ke dalam swalayan. Mereka berencana melakukan pemeriksaan atribut Natal terkait Fatwa MUI Nomor 56 tahun 2016 yang mengharamkan umat Islam menggunakan atribut keagamaan nonmuslim.

Debat Briptu Ali dengan Pimpinan Ormas yang Hendak Masuk Swalayan di SragenFoto: Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso mencegah FPI Sragen masuk ke swalayan untuk melakukan pemeriksaan terkait atribut Natal (Youtube/Sukowati Channel)

Namun aksi Mala dan para anggotanya dicegah belasan anggota Polres Sragen yang berjaga di depan pintu masuk swalayan. Tidak lama berselang, datang Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso yang langsung menghampiri Mala. Dia secara persuasif meminta agar Mala dan anggotanya segera membubarkan diri dari lokasi.

Debat Briptu Ali dengan Pimpinan Ormas yang Hendak Masuk Swalayan di SragenFoto: Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso mencegah FPI Sragen masuk ke swalayan untuk melakukan pemeriksaan terkait atribut Natal (Youtube/Sukowati Channel)

Mala bergeming. Dia dan anggotanya keukeuh ingin masuk ke dalam swalayan untuk memeriksa ada tidaknya umat Islam memakai atribut Natal. Dia meminta agar polisi tidak melarang, namun ikut mengawal aksi mereka. Nala mengatakan hanya ingin melihat keadaan di dalam.

"Enggak ada saya bilang!" hardik AKBP Cahyo tegas. Dia kemudian terlibat perdebatan dengan Mala yang mempertanyakan alasan polisi melarang mereka masuk ke dalam swalayan.

Debat Briptu Ali dengan Pimpinan Ormas yang Hendak Masuk Swalayan di SragenFoto: Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso mencegah FPI Sragen masuk ke swalayan untuk melakukan pemeriksaan terkait atribut Natal (Youtube/Sukowati Channel)

"Tidak ada ormas yang bisa menggeledah dan merazia," ujar AKBP Cahyo yang nampak mengenakan seragam lengkap dan tongkat komando. "Lho bukan menggeledah, tidak razia ini. Kita Bukan razia, bukan geledah," sahut Mala. 

"Enggak ada saya bilang!" hardik AKBP Cahyo. Dia menegaskan bahwa ormas tidak punya kewenangan melakukan razia. "Lho bukan wewenang seperti itu. Saya hanya ingin saudara saya di dalam tidak memakai atribut itu (Natal)," ujar Mala. 



Karena perdebatan seperti tidak berujung, anak buah AKBP Cahyo bernama Ali ikut angkat suara. Sosok berpangkat iptu itu tidak kalah tegasnya mendebat Mala yang tidak mau meninggalkan lokasi.

Debat Briptu Ali dengan Pimpinan Ormas yang Hendak Masuk Swalayan di SragenFoto: Iptu Ali mendebat Ketua DPC FPI Sragen Mala Kunaifi (Youtube/Sukowati Channel)

Ali mengatakan, Mala dan anggotanya tidak bisa bertindak melakukan pemeriksaan ke setiap toko di swalayan itu. Begini perdebatan mereka:

Ali: Itu nafsi-nafsi. Itu nafsi-nafsi. Antum enggak bisa ngelarang ranahnya pemilik toko. Antum itu gimana sih.
Mala: Sebentar pak...
Ali: Rahmatan lil alaminnya di mana, hah? Rahmatan lil alaminnya di mana! (Suara Ali meninggi-red)
Mala: Sebentar Pak Ali, sebentar (menepuk pundak Ali-red). Saudara, Pak Ali Islam?
Ali: Iya!
Mala: Terus mau dikafirkan?
Ali: Lho enggak ada itu perannya jenengan!
Kapolres Sragen: Itu perannya ulama.
Mala: Lho ini kan saya berperan, mau berperan ini saya menyampaikan ke bapak.
Ali: Enggak bisa!
Mala: Lah bapak sudah kayak gini, gimana kita mau berperan?
Ali: Lakum dinukum waliyadin itu ayat Allah. Kamu jangan macem-macem! 
Mala: Sebentar Pak Ali, yang memakai bukan mereka, yang memakai orang kita.
Ali: Orang kita kerja di sini (swalayan) cari nafkah.

AKBP Cahyo nampak tersenyum melihat aksi anak buahnya itu berdebat dengan Mala. Ali masih saja terus memperingatkan Mala agar tidak memaksakan kehendak dengan cara melakukan pemeriksaan atribut Natal di dalam swalayan.

"Nabi turun ke dunia untuk membuat manusia akhlakul karimah," ujarnya.

AKBP Cahyo sendiri sejak awal nampak tenang menghadapi situasi itu dan konsisten dengan ketegasannya meminta Ormas FPI membubarkan diri. Mala dan massa di belakangnya kemudian diantar pergi meninggalkan swalayan itu.

Pihak Polres Sragen maupun FPI Sragen belum berkomentar lebih lanjut mengenai peristiwa tersebut.

(hri/fjp)

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Tak Balas Ucapan Natal, Muslimah Berhijab di Australia ini dilempari Botol dan Dipaksa Lepas Hijabnya


Tak Balas Ucapan Natal, Muslimah Berhijab di Australia ini dilempari Botol dan Dipaksa Lepas Hijabnya


Seorang wanita muslim di Australia, diserang dengan botol dan hijabnya dikoyak setelah membalas ucapan selamat Natal dari seorang pria dengan mengucapkan selamat liburan.

Serangan itu terjadi di pusat perbelanjaan Beeliar Village di Perth. Korban, yang berusia 33 tahun, yang enggan namanya disebut, mengatakan insiden terjadi saat ia hendak memasuki supermarket Coles. Tiba-tiba, seorang pria berteriak padanya 'Merry Christmas' atau selamat Natal.

"Saya berbalik dan berkata 'selamat liburan' kepadanya. Dia kemudian berteriak, 'tiada Merry Christmas' dan saya cuma bilang, 'ok'," kata wanita itu, seperti yang dilansir Daily Mail pada 20 Desember 2016.

Dia menjelaskan bahwa pria marah dan mengambil botol di dekatnya lalu dilemparkan ke arahnya. Botol itu mengenai bahu dan leher korban, namun tidak menyebabkan cedera.

Si pria yang marah itu lalu mencoba untuk melepaskan jilbab sang wanita. Gagal mencopot jilbab, pria itu melemparinya dengan kayu dan batu.

"Saya berteriak-teriak takut dia akan membunuh saya. Saya pernah dipermalukan di masa lalu karena agama saya tapi kali ini paling parah," kata dia.

Ibu satu anak tersebut terkejut dan trauma sehingga melaporkannya kepada polisi.

Polisi Cockburn menyelidiki serangan itu dan mengimbau siapapun yang ada informasi tentang pelaku seragan supaya menghubungi Crime Stoppers.

Korban juga melaporkan kejadian itu kepada organisasi Islamophobia Register Australia dan presidennya, Mariam Veiszadeh, yang mengatakan insiden itu merupakan salah satu 'serangan paling buruk' pernah didengar sejauh ini.

Serangan dilakukan seiring meningkatnya kejadian serangan terhadap wanita Islam berhijab di berbagai negara lain dunia termasuk Amerika Serikat dan Inggris. [beritaislam24h.net / dtc]

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !


Tak Balas Ucapan Natal, Muslimah Berhijab di Australia ini dilempari Botol dan Dipaksa Lepas Hijabnya


Seorang wanita muslim di Australia, diserang dengan botol dan hijabnya dikoyak setelah membalas ucapan selamat Natal dari seorang pria dengan mengucapkan selamat liburan.

Serangan itu terjadi di pusat perbelanjaan Beeliar Village di Perth. Korban, yang berusia 33 tahun, yang enggan namanya disebut, mengatakan insiden terjadi saat ia hendak memasuki supermarket Coles. Tiba-tiba, seorang pria berteriak padanya 'Merry Christmas' atau selamat Natal.

"Saya berbalik dan berkata 'selamat liburan' kepadanya. Dia kemudian berteriak, 'tiada Merry Christmas' dan saya cuma bilang, 'ok'," kata wanita itu, seperti yang dilansir Daily Mail pada 20 Desember 2016.

Dia menjelaskan bahwa pria marah dan mengambil botol di dekatnya lalu dilemparkan ke arahnya. Botol itu mengenai bahu dan leher korban, namun tidak menyebabkan cedera.

Si pria yang marah itu lalu mencoba untuk melepaskan jilbab sang wanita. Gagal mencopot jilbab, pria itu melemparinya dengan kayu dan batu.

"Saya berteriak-teriak takut dia akan membunuh saya. Saya pernah dipermalukan di masa lalu karena agama saya tapi kali ini paling parah," kata dia.

Ibu satu anak tersebut terkejut dan trauma sehingga melaporkannya kepada polisi.

Polisi Cockburn menyelidiki serangan itu dan mengimbau siapapun yang ada informasi tentang pelaku seragan supaya menghubungi Crime Stoppers.

Korban juga melaporkan kejadian itu kepada organisasi Islamophobia Register Australia dan presidennya, Mariam Veiszadeh, yang mengatakan insiden itu merupakan salah satu 'serangan paling buruk' pernah didengar sejauh ini.

Serangan dilakukan seiring meningkatnya kejadian serangan terhadap wanita Islam berhijab di berbagai negara lain dunia termasuk Amerika Serikat dan Inggris. [beritaislam24h.net / dtc]

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Tukang Bubur pengadang kampanye AHOK di vonis 2 bulan Penjara

Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat, menjatuhkan vonis kepada Naman Sanip (52) pelaku pengadangan kampanye calon wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Djarot Saiful Hidayat saat berada di Kembangan Utara, Jakarta Barat beberapa waktu lalu, Rabu (21/12).

Mengadili, menyatakan terdakwa Naman telah terbukti secara sah dan meyakinkan dengan sengaja mengacaukan dan menghalangi jalannya kampanye," ucap Ketua Majelis Hakim, Masrizal saat membacakan vonis di PN Jakarta Barat, Jalan S. Parman, Jakarta Barat, Rabu (21/12).





"Memutuskan saudara Naman dengan dan meyakinkan, melakukan pidana, membuat kampanye saksi korban tidak maksimal. Dijatuhi pidana penjara selama 2 bulan, pidana tersebut tidak dijalani kecuali ada putusan hakim yang menyatakan lain sebelum masa percobaan 4 bulan berakhir," tambah Masrizal.

Keputusan tersebut diambil, usai majelis hakim mempertimbangkan segala tindakan yang dianggap memberatkan, yakni tindakan Naman yang membuat tidak maksimal dan terdapat ucapan 'Bapak tak boleh masuk sini' dari Naman.

"Hal-hal yang meringankan, yaitu belum pernah dihukum, berperilaku baik, dan saksi korban telah memaafkan terdakwa," papar Masrizal.

Mendengar putusan tersebut, Naman menyatakan akan pikir-pikir terlebih dahulu. Naman diberi waktu oleh hakim untuk pikir-pikir terlebih dahulu selama tiga hari kerja.

"Karena ini bukan pidana umum, maka ada waktu pikir-pikir selama 3 hari, bagi terdakwa, hari Selasa depan saudara bisa kembali lagi," tutup Masrizal.

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat, menjatuhkan vonis kepada Naman Sanip (52) pelaku pengadangan kampanye calon wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Djarot Saiful Hidayat saat berada di Kembangan Utara, Jakarta Barat beberapa waktu lalu, Rabu (21/12).

Mengadili, menyatakan terdakwa Naman telah terbukti secara sah dan meyakinkan dengan sengaja mengacaukan dan menghalangi jalannya kampanye," ucap Ketua Majelis Hakim, Masrizal saat membacakan vonis di PN Jakarta Barat, Jalan S. Parman, Jakarta Barat, Rabu (21/12).





"Memutuskan saudara Naman dengan dan meyakinkan, melakukan pidana, membuat kampanye saksi korban tidak maksimal. Dijatuhi pidana penjara selama 2 bulan, pidana tersebut tidak dijalani kecuali ada putusan hakim yang menyatakan lain sebelum masa percobaan 4 bulan berakhir," tambah Masrizal.

Keputusan tersebut diambil, usai majelis hakim mempertimbangkan segala tindakan yang dianggap memberatkan, yakni tindakan Naman yang membuat tidak maksimal dan terdapat ucapan 'Bapak tak boleh masuk sini' dari Naman.

"Hal-hal yang meringankan, yaitu belum pernah dihukum, berperilaku baik, dan saksi korban telah memaafkan terdakwa," papar Masrizal.

Mendengar putusan tersebut, Naman menyatakan akan pikir-pikir terlebih dahulu. Naman diberi waktu oleh hakim untuk pikir-pikir terlebih dahulu selama tiga hari kerja.

"Karena ini bukan pidana umum, maka ada waktu pikir-pikir selama 3 hari, bagi terdakwa, hari Selasa depan saudara bisa kembali lagi," tutup Masrizal.

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Kiat dari Sahabat Nabi, Salman Alfarisi, Agar Suara Kita Dikenali Malaikat

Meski berasal dari Persia dan lahir di komunitas penyembah api, Salman Al-Farisi berhasil mengikuti bisikan hatinya untuk menemukan Islam yang mulia. Salman mengikrarkan dua kalimat syahadat dan menjadi salah satu sahabat Nabi yang utama.


Dalam perjalanan jihad dan dakwahnya, Salman Al-Farisi merupakan penemu strategi Parit dalam Jihad Khandaq yang dimenangkan oleh kaum Muslimin setelah hijrah di Madinah.





Salman adalah teladan dalam dakwah, jihad, dan juga ibadah. Salman juga contoh nyata dalam persahabatan atas nama iman bersama sahabat mulianya Abu Dzar Al-Ghifari Radhiyallahu 'anhu.

Dalam sebuah atsar, Imam Abu Bakar Al-Thurthusy Al-Andalusi Rahimahullahu Ta'ala dalam kitabnya Al-Ma'tsurat mengutip keterangan yang disampaikan oleh sahabat mulia Salman Al-Farisi Radhiyallahu 'anhu, "Siapa yang biasa berdoa kepada Allah Ta'ala saat mendapatkan kegembiraan, kemudian ia ditimpa musibah dan ujian kesulitan lalu berdoa, maka para malaikat akan berkata, 'Ya Tuhan kami, suara ini tidak asing bagi kami. Kami mengenalnya.'"


Sebaliknya, ketika ada orang-orang yang melupakan Allah Ta'ala dan enggan berdoa serta malas berdzikir ketika mendapatkan kebahagiaan hidup dan kesenangan, lalu ia ditimpa musibah, ujian, dan kesukaran hidup, saat ia berdoa di masa sulit itu, para malaikat akan bertutur, "Suara ini asing bagi kami. Kami tidak mengenalnya."

Mahasuci Allah Ta'ala Yang Maha Mengetahui. Tiada satu pun yang luput dari-Nya. Dialah sebaik-baik Pencipta, Perawat, dan Pengawas atas seluruh makhluk-Nya.

Atsar ini adalah pelajaran yang sangat berharga bagi kaum Muslimin. Bahwa berdoa, berdzikir, beribadah, dan amal shalih hendaknya dikerjakan saat bahagia dan gembira, niscaya doa-doa kita akan didengar tatkala diuji dengan kesusahan dan kepelikan hidup. [Tarbawia/Om Pir]

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Meski berasal dari Persia dan lahir di komunitas penyembah api, Salman Al-Farisi berhasil mengikuti bisikan hatinya untuk menemukan Islam yang mulia. Salman mengikrarkan dua kalimat syahadat dan menjadi salah satu sahabat Nabi yang utama.


Dalam perjalanan jihad dan dakwahnya, Salman Al-Farisi merupakan penemu strategi Parit dalam Jihad Khandaq yang dimenangkan oleh kaum Muslimin setelah hijrah di Madinah.





Salman adalah teladan dalam dakwah, jihad, dan juga ibadah. Salman juga contoh nyata dalam persahabatan atas nama iman bersama sahabat mulianya Abu Dzar Al-Ghifari Radhiyallahu 'anhu.

Dalam sebuah atsar, Imam Abu Bakar Al-Thurthusy Al-Andalusi Rahimahullahu Ta'ala dalam kitabnya Al-Ma'tsurat mengutip keterangan yang disampaikan oleh sahabat mulia Salman Al-Farisi Radhiyallahu 'anhu, "Siapa yang biasa berdoa kepada Allah Ta'ala saat mendapatkan kegembiraan, kemudian ia ditimpa musibah dan ujian kesulitan lalu berdoa, maka para malaikat akan berkata, 'Ya Tuhan kami, suara ini tidak asing bagi kami. Kami mengenalnya.'"


Sebaliknya, ketika ada orang-orang yang melupakan Allah Ta'ala dan enggan berdoa serta malas berdzikir ketika mendapatkan kebahagiaan hidup dan kesenangan, lalu ia ditimpa musibah, ujian, dan kesukaran hidup, saat ia berdoa di masa sulit itu, para malaikat akan bertutur, "Suara ini asing bagi kami. Kami tidak mengenalnya."

Mahasuci Allah Ta'ala Yang Maha Mengetahui. Tiada satu pun yang luput dari-Nya. Dialah sebaik-baik Pencipta, Perawat, dan Pengawas atas seluruh makhluk-Nya.

Atsar ini adalah pelajaran yang sangat berharga bagi kaum Muslimin. Bahwa berdoa, berdzikir, beribadah, dan amal shalih hendaknya dikerjakan saat bahagia dan gembira, niscaya doa-doa kita akan didengar tatkala diuji dengan kesusahan dan kepelikan hidup. [Tarbawia/Om Pir]

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Kisah Pilu dari Aleppo yang Diberitakan Salah Satu TV di Inggris


Ilustrasi

Kisah pilu ini bukan drama atau sinetron. Terjadi beberapa hari lalu di Aleppo Suriah. Kejadian yang mengiris hati dan menguras air mata. Meski di siarkan di salah satu channel televisi di Inggris, kejadian memilukan ini sepi diwartakan oleh media-media di negeri ini.

Tak kuasa untuk membendung air mata saat membaca dan melihat tayangannya.

*** 
Perawat membawa dua anak, mencarikan ibu mereka. 

“Mereka perlu ibunya. Apakah mereka anakmu?” tanya perawat.

Perawat tidak mengetahui nama mereka dan mereka tidak tahu apakah mereka telah menjadi yatim piatu atau belum.

 Mereka meninggalkan bapaknya di bawah reruntuhan dan mereka mencari ibunya

Ummu Fatima melihat bukti yang dia takutkan, mayat anaknya.
 “Mengapa kau tinggalkan aku?” gugat Ummu Fatima.

 Di sini, pertanyaan itu tidak ada jawabannya. Di ruangan lain, kakak beradik itu masih menunggu berita tentang ibu mereka. Di atas tempat tidur rumah sakit, diselimuti debu. Lelah yang tak terkatakan, oleh kehidupan yang tidak bisa digambarkan (brutalnya).

*** 

Ya Allah, ampuni kami yang tak kuasa banyak membantu. [Tarbawia/Om Pir] 

*Cuplikan kisah di atas ditulis oleh Maimon Herawati, aktivis kemanusiaan Internasional yang merupakan Dosen di Universitas Padjadjaran Bandung. Pemuatan tulisan ini di Tarbawia sudah mendapatkan izin dari Maimon Herawati melalui pesan pribadi antara Tarbawia dan Maimon Herawati. Kisah selengkapnya bisa dilihat di tautan berikut atau lihat videonya langsung.




Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !


Ilustrasi

Kisah pilu ini bukan drama atau sinetron. Terjadi beberapa hari lalu di Aleppo Suriah. Kejadian yang mengiris hati dan menguras air mata. Meski di siarkan di salah satu channel televisi di Inggris, kejadian memilukan ini sepi diwartakan oleh media-media di negeri ini.

Tak kuasa untuk membendung air mata saat membaca dan melihat tayangannya.

*** 
Perawat membawa dua anak, mencarikan ibu mereka. 

“Mereka perlu ibunya. Apakah mereka anakmu?” tanya perawat.

Perawat tidak mengetahui nama mereka dan mereka tidak tahu apakah mereka telah menjadi yatim piatu atau belum.

 Mereka meninggalkan bapaknya di bawah reruntuhan dan mereka mencari ibunya

Ummu Fatima melihat bukti yang dia takutkan, mayat anaknya.
 “Mengapa kau tinggalkan aku?” gugat Ummu Fatima.

 Di sini, pertanyaan itu tidak ada jawabannya. Di ruangan lain, kakak beradik itu masih menunggu berita tentang ibu mereka. Di atas tempat tidur rumah sakit, diselimuti debu. Lelah yang tak terkatakan, oleh kehidupan yang tidak bisa digambarkan (brutalnya).

*** 

Ya Allah, ampuni kami yang tak kuasa banyak membantu. [Tarbawia/Om Pir] 

*Cuplikan kisah di atas ditulis oleh Maimon Herawati, aktivis kemanusiaan Internasional yang merupakan Dosen di Universitas Padjadjaran Bandung. Pemuatan tulisan ini di Tarbawia sudah mendapatkan izin dari Maimon Herawati melalui pesan pribadi antara Tarbawia dan Maimon Herawati. Kisah selengkapnya bisa dilihat di tautan berikut atau lihat videonya langsung.




Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !